Konon dari vested interest tersebut terciptalah tokoh baru dalam pewayangan, Kenya Wandu dan Buta Cakil.
Kenya Wandu, sosok lelaki berpenampilan perempuan sebuah penggambaran
diri Sunan Kalijaga, ambiguitas selaiknya si Buta Cakil raksasa
berpenampilan ksatria. Dengan rahang bawah yang menonjol keluar dihiasi
gigi panjang tajam, si Cakil bersuara kecil kalau ngomong nyerocos tanpa
jeda adalah symbol ahli dakwah yang tiada duanya, tiada yang mampu
menandingi dalam berdebat.
Kemunculan Cakil dalam pewayangan tercerita dalam adegan Perang Begal, atau yang lebih dikenal sebagai Perang Kembang. Perangnya ksatria melawan para raksasa setelah adegan gara-gara. Perang Kembang sejatinya tamsil kehidupan manusia.
Setelah mengalami gara-gara, chaos, manusia butuh keseimbangan,
aktualisasi diri. Dipenuhi idealisme yang menggebu-gebu tergambar
sebagai empat punggawa raksasa pengikut Cakil, symbol 4 elemen dalam
dirinya. Bumi, Geni, Angin, Banyu atau dalam terminology Islam Aluamah,
Supiyah, Amarah, Mutmainah. Idealism yang mengebu-gebu ini, yang membawa
manusia terbang keawang-awang harus dibumikan kembali
Disesuaikan dengan keadaan & kondisi riil yang dihadapi agar taktik tidak merusak strategi.
Cakil selalu mati karena tertusuk kerisnya sendiri Muncul sebagai perlambang kebutuhan Manusia akan watak. Watak
adalah keberpihakan pada suatu kepentingan, dimana Ideologi menjadi
motor yang bergerak dalam jiwa tanpa henti dengan konsekwen untuk
membela kepentingan. Watak tercermin dalam sikap,
bermuara pada seluruh aktivitas gerak hidup manusia. Watak inilah yang
menjiwai dan memberi visi pada gerak hidup manusia. Watak menghindarkan
dari vested interest, sikap yang plin-plan atau mencla-mencle.
Cakil juga punya pandherek.
Pandhereknya malah tidak kalah dengan pandhereknya Arjuna. Yaitu Togog,
yang seasal-usul dengan Semar dan Bethara Guru. Ini juga sebuah
simbolisme, dalam aktualisasi diri manusia watak manusia bisa bermutasi
sesuai dengan fatsun status sosial menentukan watak sosial.
Maka menjadi sebuah pertanyaan ultim bagi setiap manusia yang
memperjuangkan idealismenya, akankah dia bermutasi atau tetap setia pada
idealismenya? Diemong oleh Semar atau menjadi diemong oleh Togog?
Geni sakpelik munggah krapak, sabda Sang Susuhunan Kalijaga. Ya api yang kecil itu telah menjalar, dan akan membakar semuanya. Bakar! Bongkar!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar